Minggu, 09 November 2008

Alarm Pada Mamalia

Posted by andyan in Animal.
trackback

Mamalia, termasuk manusia, memiliki alarm di ujung hidung untuk mendeteksi bahaya.

Sensor kecil ini, ditemukan pada tikus, digunakan untuk menerima pesan bahaya kimia yang dikirimkan oleh sesamanya.

Banyak tumbuhan dan hewan yang mengeluarkan molekul udara yang disebut pheromone alarm, yang memperingatkan anggota spesies mereka tentang adanya suatu bahaya seperti pemangsa dan sejenisnya.

Namun bagaimana cara mamalia mendeteksi adanya pheromone ini masih belum diketahui.

Kemungkinan besar, jawabannya ada pada sekelompok bola sel kecil yang disebut grueneberg ganglion.

Grueneberg ganglion pertama kali ditemukan pada 1973 pada berbagai jenis mamalia, termasuk tikus, kucing, kera dan juga manusia.

Mamalia ini kemungkinan mempunyai kemampuan untuk mencium bahaya, meskipun penelitian lebih lanjut baru dilakukan pada tikus saja.

Penemuan baru lainnya dilakukan dengan teknik isik pada tikus.

Ganglion adalah satu-satunya sub sistem penciuman yang telah sempurna pada saat kelahiran. Jadi alat ini diduga membantu bayi tikus dalam menemukan puting susu induknya. Namun ternyata ganglion ini adalah alat untuk mendeteksi bahaya.

Tim peneliti telah mencoba memisahkan ganglia ini dari beberapa tikus, lalu semua tikus itu diberikan alarm pheromone yang sama.

Hasilnya berbeda sekali antara tikus yang memiliki ganglia dan yang telah tidak mempunyainya.

Tikus normal menjadi ketakutan dengan cepat, berlarian ke sudut box, dan diam di situ. Namun tikus yang telah kehilangan ganglia tidak melakukan apapun yang menunjukkan keadaan bahaya.

Kedua kelompok ini masih bisa membaui roti yang disembunyikan di kandang mereka, jadi kemampuan membau benda tidak terpengaruh sama sekali.

Tidak ada komentar: