Jumat, 12 Desember 2008

Memahami Jaringan Seluler

Liputan Langsung dari Open Drive Test Telkomsel 2008

Meningkatnya jumlah pelanggan sebuah operator ternyata tidak hanya berdampak pada peningkatan revenue, namun juga berakibat pada naiknya jumlah panggilan gagal (call failed).

Namun panggilan gagal yang dialami oleh operator seluler bisa disiasati dengan cara melakukan optimasi jaringan.

Kegagalan panggilan bisa disebabkan oleh 3 faktor, pertama komponen dalam ponselnya (IC PA) yang bermasalah, kedua pelanggan memang berada pada luar coverage BTS, sehingga saat handover, ponsel tidak tercover oleh BTS lain (blank spot). Ketiga, jaringan operator yang memang sedang padat.

Faktor pertama tentu bisa diatasi dengan melakukan penggantian komponen, sementara yang kedua kita tidak bisa berbuat banyak selain menunggu ponsel mendapatkan sinyal kembali, solusinya mungkin bisa dilakukan dengan penggantian simcard operator lain.

Instrumen ketiga, agaknya harus dikembalikan ke operator yang bersangkutan, apakah jaringan yang mereka pasang sudah baik, sehingga bisa mengcover seluruh kawasan.

“Panggilan gagal seringkali terjadi di daerah perkotaan (kepadatan traffic) dan pegunungan (overlap)” ujar Efrilyanda, GM Network Telkomsel Area Jawa Bali Nusra.

Terkait kesiapan jaringan, Telkomsel menggelar Open Drive Test di berbagai kota di Indonesia. Dirut PT Telkomsel Tbk Kiskenda Suriahardja. Yang mengawali perjalanan dari kota BandungBogor. Di waktu yang sama, di lokasi kota besar lainnya pun juga melangsungkan Drive Test jaringan pula. Seperti di Semarang- Solo-Yogyakarta, Bontang – Samarinda, Balikpapan, Padang- Pekanbaru serta wilayah Pare-pare menuju Makassar. hingga ke

Kiskenda mengatakan, bahwa Drive Test ini sudah dilakukan oleh Telkomsel jauh-jauh hari. Sebab aktifitas ini sudah menjadi agenda rutin di setiap waktu tertentu guna mengetahui kesiapan dan kualitas jaringan yang dimiliki oleh Telkomsel tentunya. Apalagi terkait dengan makin bertambanya pelanggan yang berimbas dari penurunan tariff, pastinya Telkomsel harus lebih prepare guna mengantisipasi lonjakan traffic.

Pengontrolan jaringan ini pun tak hanya berbatas pada kualitas jaringan 2G saja, namun untuk kesiapan jaringan 2,5 G (EDGE) dan 3G pun harus benar-benar diamati kualitasnya, apalagi menyangkut kualitas video call.” Di setiap pemakaian video call pasti terjadi klip (putus-putus).

Di sini yang menentukan adalah pemahaman teknologi dari yang menangani traffic video call. Sebab mereka harus mengenal delay percakapan dan perhitungan delay motion. Sebab itu semua sudah diatur dalam teknologi khususnya 3G ini”, tegas Kiskenda.

Tidak ada komentar: